Secara faktual, kesulitan anak disieksia bukan hanya pada membaca, tetapi juga pada bidang lain. Menurut Pollock & Waller (1994), anak disieksia dapat mengalami gangguan di satu atau beberapa bidang dalam proses belajarnya, yaitu:
1) Membaca
2) Menulis
3) Memahami urutan (sequencing)
4) Memahami orientasi
5) Memahami angka
Di kelas, guru-guru mempunyai strategi yang dikembangkan dengan kreativitasnya masing-masing untuk mengatasi masalah-masalah tersebut.
C. 1. Membaca Membaca dapat dibagi menjadi 2, yaitu:
1. Membaca teknis
2. Membaca pemahaman
C. 1.1. Membaca teknis Anak yang memiliki kesulitan membaca secara teknis biasanya persepsi visualnya terganggu. Strategi yang dilakukan guru untuk meningkatkan kemampuan membaca anak, antara lain dengan:
1) Mulai dari hal yang sudah dikuasai anak. Misalnya mulai dari pengenalan huruf, suku kata, kata yang terdiri dari dua suku kata, dst.
2) DikteGuru mendiktekan kata atau kalimat, lalu anak menuliskannya.Anak mendiktekan kata atau kalimat, lalu guru menuliskan, dan anak membacanyakembali (Harwell, 1995)
3) Membaca wacana dan menjawab pertanyaan bacaanMembaca bacaan menggambar, misalnya dari buku cerita Membaca wacana tanpa gambarGuru dan siswa membaca bersama, kemudian secara bertahap guru memperkecil volume suaranya (Harwell, 1995)
4) Membedakan b dan d dengan bantuan ibu jari tangan kiri dan kanan.
5) Membuat huruf dengan lilin
6) Saat freetime digunakan untuk membuat tugas-tugas yang melatih persepsi visual
7) Pada pelajaran membaca di kelas, siswa yang mengalami kesulitan membaca diberi giliran membaca paling akhir agar ia dapat mendengarkan teman-temannya terlebih dahulu.
8) Pada saat tes, tulisan diperbesar.
9) Anak diberikan bantuan dalam membaca, misalnya dibacakan soal pada saat tes, namun bantuan tersebut akan dikurangi secara bertahap sejalan dengan meningkatnya kemampuan anak.
10) Pengurangan jumlah soal
C. 1. 2. Membaca Pemahaman
Anak yang memiliki kesulitan untuk memahami bacaan, biasanya mengalami gangguan dalam berpikir secara konseptual. Kemungkinan ia juga kurang memahami kata kata demi kata dalam bacaan tersebut. Strategi yang dilakukan untuk meningkatkan kemampuan membaca pemahaman antara lain:
1) Memberikan bantuan gambar pada saat menjelaskan suatu konsep
2) Mind MappingStrategi ini diberikan agar anak memperoleh gambaran umum dari materi yang akan diajarkan
3) Sebelum membaca suatu wacana, dengan hanya melihat judulnya saja, anak dibiasakan
untuk bertanya: o apao siapao dimanao kapano mengapao bagaimana
4) Penjelasan langsung Pada saat mengalami suatu kejadian, misalnya berkelahi dengan teman, anak langsung dijelaskan sebab akibatnya.
C. 2. Menulis
Beberapa anak disleksia memiliki tulisan yang buruk. Biasanya hal ini disebabkan karena kontrol motorik yang kurang baik dan tekanan yang kurang sesuai pada saat menulis. Strategi yang biasa dilakukan guru untuk memperbaikai bentuk tulisan, antara lain dengan:
1) Latihan menulis halus, berupa pola ataupun kalimat. Latihan ini biasanya diberikan pada saat freetime ataupun sebagai hukuman apabila anak melakukan suatu kesalahan
2) Menggunakan pencil grip
3) Menggunakan pensil 2B untuk anak yang tekanannya terlalu lemah dan pensil H untuk yang tekanannya sangat kuat4) Pada saat freetime, diberikan tugas-tugas untuk melatih kemampuan motorik halus, seperti aktivitas 'dot to dot'
C. 3. Memahami urutan (sequencing)
Sebagian anak disleksia mengalami gangguan dalam pemahaman urutan (sequential problem). Mereka seringkali sulit mengingat urutan hari dalam satu minggu atupun bulan dalam satu tahun. Mereka juga sulit mengingat deret angka seperti 3, 6, 9, dst... Strategi yang dilakukan guru untuk melatih kemampuan sequencing siswa, antara lain dengan:
1) Siswa diminta untuk menceritakan kembali secara runtut dari apa yang telah diceritakan guru
2) Siswa diminta untuk memceritakan kembali secara runtut dari film pendek yang baru saja ditonton
3) Siswa diminta untuk bercerita, baik secara lisan maupun tertulis, tentang kejadian yang baru dialaminya
4) Melakukan permainan yang melatih kemampuan squencing.
C.4. Orientasi
Banyak anak disleksia yang ragu mengenai orientasi, seperti kiri-kanan, depan-belakang, dan atas-bawah. Bahkan ada di antara mereka yang benar-benar mengalami disorientasi tentang waktu dan tempat dimana mereka berada. Strategi yang dilakukan guru untuk meningkatkan kemampuan orientasi siswa, antara lain:
1) Latihan baris-berbaris
2) Untuk anak yang benar-benar disorientasi mengenai kiri dan kanan, salah satu tangannya diberi tanda, misalnya dengan gelang
3) Setiap hari di kelas ditekankan mengenai hari dan tanggal
4) Melakukan permainan yang melatih kemampuan orientasi anak. Misalnya guru memberikan instruksi: "Pegang telinga kiri dengan tangan kanan"
C.5. Pemahaman Angka
Sebagian anak disleksia juga mengalami kesulitan dalam pelajaran matematika. Hal ini biasanya berhubungan dengan kemampuan pemahaman bahasa, masalah sequential, dan pemahaman simbol. Seringkali mereka mengalami kesulitan dalam menghitung mundur dan salah menempatkan angka dalam proses penjumlahan atau pengurangan (spatialproblem). Untuk mengatasi masalah-masalah tersebut, strategi yang digunakan guru antara lain:
1) Menggunakan kertas berpetak untuk proses penjumlahan dan pengurangan
2) Simbol <> digambarkan seperti mulut buaya. Disampaikan kepada siswa bahwa mulut buaya selalu menghadap ke angka yang lebih besar.
0 komentar:
Posting Komentar