Pages

Kamis, 01 Oktober 2009

Perbedaan psikoanalisa S.FREUD dan ERIKSON

  • Sigmund Freud lahir pada 6 Mei 1856. Ia adalah seorang neurolog asal Austria sekaligus pendiri aliran psikoanalisis dalam psikologi. Sigmund freud (1856-1939) seorang dokter vienna, mengembangkan psikoanalisis , sebuah pendataan terapeutik yang berkonsep dari teori Freud yang paling terkenal adalah tentang adanya alam bawah sadar yang mengendalikan sebagian besar perilaku.

Fase-fase Sigmund freud (psikoseksual):

  • Fase Oral (12-18 bulan)

Pada fase ini lebih utama pada bayi melibatkan aktivitas berorientasi mulut Kenikmatannya seperti menghisap dan menelan.

Contohnya :

Makan dan minum menjadi sumber kenikmatannya,atau kepuasan diperoleh dari ransangan terhadap bibir-rongga mulut-kerongkongan.

  • Fase Anal (usia 1 – 3 tahun)

Pada fase ini anak mendapatkan kepuasan sensual dengan menahan atau melepaskan feces. Zona kepuasan adalah daerah anal, dan toilet training merupakan aktivitas penting.

Contohnya :

Mencari kesenangan pada jari dengan melukis.

  • Fase Phallic (usia 3 – 5/6 tahun)

Pada fase ini anak menjadi lengket dengan orang tua dari jenis kelamin berlainan dan kemudian mengidentifikasikannya dengan orang tua berjenis kelamin sama. Superego berkembang , zona kepuasannya bergeser ke daerah genital.

Contohnya :

Pada tahap ini anak akan mengalami Oedipus complex, keinginan untuk bermain-main dengan penisnya pada anak laki-laki.

  • Fase Latency (usia 5/6 – pubertas)

Pada fase ini masa yang relative tenang di antara tahapan-tahapan yang lebih bergelora dan periode perbedaan impuls seksual Menurut Freud, penurunan minat seksual itu akibat dari tidak adanya daerah erogen baru yang dimunculkan oleh perkembangan biologis

Contohnya :

Merupakan tahap yang paling baik dalam perkembangan kecerdasan (masa sekolah), dan dalam tahap ini seksualitas seakan-akan mengendap, tidak lagi aktif dan menjadi laten.

  • Fase Genital (pubertas – kedewasaan)

Pada fase ini Kemunculan kembali dorongan seksual tahap phallic, disalurkan kepada kematangan seksualitas masa dewasa, Bersamaan dengan pertumbuhannya, alat-alat genital menjadi sumber kenikmatan dalam tahap ini.

Contohnya :

Sistem endoktrin memproduksi hormon-hormon yang memicu pertumbuhan tanda-tanda seksual sekunder (suara, rambut, buah dada, dll) dan pertumbuhan tanda sesual primer.

  • Id ,Ego, Superego

Ego dan id untuk pertama kalinya melukiskan suatu teori baru tentang susunan hidup psikis. Seperti sudah diketahui dalam susunan pertama ia membedakan menjadi dua sistem yaitu sistem sadar-prasadar, di samping sistem tak sadar. Yang tak sadar itu di samakan dengan yang direpresi, sedangkan yang merepresi adalah ego atau sistem sadar-prasadar. Lama kelamaan teori pertama itu bagi freud tidak memandang lagi, terutama karena penelitian lebih lanjut sudah menyatakan kepadanya bahwa dalam rangka proses represi aa yang merepresi bersifat tah sadar pula.

Id adalah lapisan psikis yang paling mensadar dan merupakan kawasan di mana eros dan thanatos berkuasa. Di situ terdapat naluri bawaan (seksual dan agresif) dan keinginan yang direpresi. Hidup psikis janin sebelum lahir dan bayi yang baru lahir terdiri id saja. Dan id itu menjadi bahan dasar bagi pembentukan hidup psikis lebih lanjut. Id sekali-kali tidak di terpengaruh oleh kontrol pihak ego dan prinsip realitas. Di situ prinsip kesenangan masih masih mahakuasa dalam id tidak di kenal urutan menurut waktu, hukum-hukum logika (khususnya prinsip kontradiksi) tidak berlaku bagi id, tetapi sudah ada struktur tertentu berkat pertentangan antara 2 macam naluri,naluri-naluri kehidupan dan naluri-naluri kematian.

Ego tidak boleh disamakan dengan apa yang dalam psikologi onanalitis diberi nama ego atau aku. Menurut freud, ego terbentuk dengan diferensiasi dari id karna kontaknya dengan dunia luar, khususnya orang di sekitar bayi kecil seperti orang tua pengasuh, dan kakak adik. Aktivitasnya bersifat sadar, prasadar maupun tak sadar. Untuk sebagian besar ego bersifat sadar dan sebagai contoh aktivitas sadar boleh disebut: persepsi lahiriah, persepsi batin, proses-proses intelektual. Sebagai contoh tentang aktivitas prasadar dapat di kemukakan fungsi ingatan. Dan aktivitas tak sadar ego di jalankan dengan mekanisme-mekanisme pertahanan. Ego keseluruhnya dikuasai oleh prinsip realitas, seperti tampak dalam pemikiran yang obyektif , yang sesuai dengan tuntutan-tuntutan social, yang rasional dan mengungkapkan diri melalui bahasa. Adalah tugas ego ( bukan ide id dan naluri-naluri) untuk mempertahankan kepribadiannya sendiri dan menjamin penyesuaian dengan lingkungan sekitar,akhirnya ego menjamin kesatuan kepribadian dengan kata lain berfungsi mengadakan sintesis.

Instansi yang ketiga Superego, dibentuk melalui internalisasi (internalization), artinya larangan-larangan atau perintah-perintah yang berasal dari luar (para pengasuh,khususnya orang tua) di olah sedemikian rupa sehingga akhirnya terpancar dari dalam. Dengan kata lain, superego adalah buah hasil proses internalisasi, sejauh larangan-larangan dan perintah-perintah yang tadinya merupakan suatu yang ‘’asing’’ bagi si subjek , akhirnya di anggap sebagai sesuatu yang berasal dari subjek sendiri.

  • Erik erikson dilahirkan pada 15 Juni 1902 di Danish dekat kota Frankfurt, Jerman. Seorang psikonalis yang merupakan salah seorang rekan di lingkar dalam freud di Vienna, memodifikasi dan memperluas teori freuddengan menekankan pengaruh masyarakat terhadap perkembangan kepribadian. Erikson adalah perintis perspektif rentang hidu. Ketika freud menekankan bahwa pengalaman di awal masa kanak –kanak membentuk kepribadian secara permanen, erikson malah menyatakan bahwa perembangan ego bersifat seumur hidup. Dia mengaplikasikan teorinya kepada public figure, dengan menuliskan biografi psikososial .

Teori perkembangan psikososial erikson(1850,1982) mencakup delapan tahap sepanjang rentang kehidupan, tiap tahap melingkupi apa yang pada awalnya disebut oleh erikson sebagai ‘’krisis’’ dalam kepribadian, yaitu tema psikososial utama yang sangat penting pada waktu itu dan, sampai batas tertentu, tetap bisa menjadi masalah selama hidup. Permasalahan ini yang muncul sesuai dengan jadwal kedewasaan, harus di tuntaskan dengan sempurna untuk mendapatkan perkembangan ego yang sehat.

Tahapan erik erikson (psikososial):

  • Kepercayaan dasar VS Ketidakpercayaan (lahir hingga 12-18 bulan).

Bayi mengembangkan perasaan bahwa dunia merupakan tempat yang baik dan aman.kebutuhan akan rasa aman dan ketidak berdayaan menyebabkan konflik yang di alami oleh sank dalam tahap ini adalah basic trust vs basic mi-trust. Bila rasa aman di penuhi, maka anak mengembangkan dasar-dasar kepercayaan pada lingkungan. Sebaliknya jika anak selalu tergantung, tidak pernah merasakan kasih saying dan rasa aman, anak akan mengembangkan rasa tidak percay apada lingkungan.

  • Autonomi VS Rasa malu dan ragu (12-18 bulan hingga 3 tahun).

Anak mengembangkan keseimbangan independen dan kepuasan diri terhadap rasa malu dan keraguan. Pokonya pada masa inilah kemampuan anak untuk percaya diri di kembangkan. Problem yang dapat trjadi, menurut erikson adalah rasa malu karena mereka merasa tidak mampu”be on their own”.

  • Inisiatif VS Rasa bersalah (3 hingga 6 tahun).

Anak mengembangkan inisiatif ketika mencoba aktivitas baru dan tidak terlalu terbebani oleh rasa bersalah. dalam fase inilah anak-anak belajar berfantasi, belajar mentertawakan diri, mulai belajar bahwa ada pribadi lain selain dirinya. Pada fase ini terletak fondasi anak untuk menjadi kreatif yang akan menjadi sangat penting pada fase berikut.

  • Industri VS Inferioritas (6 tahun hingga puberitas).

Anak harus belajar keterampilan budaya atau menghadapi perasaan tidak kompeten. Pada masa-masa ini tidak ada hal relative,yang ada hanyalah kemutlakan. Pada usia ini anak-anak juga sangat tertarik untuk belajar, dan sangat sulituntuk berdiam diri.

  • Indetitas VS Kekacauan identitas (pubertas hingga dewasa awal).

Remaja harus menentukan pemahaman akan diri sendiri atau merasakan kekacauan peran. Factor penting yang akan menentukan identitas diri ini adalah hadirnya role model di dalam masyarakat di mana kita hidup, yakni seseorang yang bisa dijadikan contoh. Kehadiran Papah dan Mamah, atau Guru, yang hebat, karenanya menjadi sangat penting.

  • Intimasi VS Isolasi (dewasa awal)

individu mencoba membuat komitmen dengan orang lain apabila tidak sukses maka ia akan menderita isolasi dan pemisahan diri.periode ini adalah mengenal dan mengijinkan diri kita untuk mengenal orang lain secara sangat dekat, atau masuk ke hubungan yang intim sedang kegagalan kita akan membuat kita terisolasi atau mengisolasi diri dari sekeliling kita.

  • Produktifitas VS Stagnasi (dewasa tengah)

Perhatian orang dewasa yang sudah matang adalah membangun dan membimbing generasi selanjutnya atau merasa tidak percaya diri.

· Integritas ego VS Putus asa (dewasa akhir)

Individu yang lebih tua mendapatkan penerimaan terhadap hidup, membuatnya dapat menerima kematian, atau sebaliknya putus asa atas ketidakmampuannya menghidupkan kembali hidupnya. Orang-orang yang putus asa pada masa usia lanjut ini ditandai dengan meluapnya rasa jijik pada diri mereka sendiri, terhadap kegagalan mereka, cara mereka menyia-nyiakan hidup.

KESIMPULAN

Teori Freud ini dikenal dengan teori Psikoanalitik, yaitu teori pemikiran Freud mengenai kepribadian, abnormalitas, dan perawatan penderita. Cenderung ke Analisis Mimpi, digunakan oleh Freud dari pemahamannya bahwa mimpi merupakan pesan alam bawah sadar yang abstrak terhadap alam sadar, pesan-pesan ini berisi keinginan, ketakutan dan berbagai macam aktivitas emosi lain, hingga aktivitas yang sama sekali tidak disadari. Ia berpendapat bahwa karakterdi bentuk pada masa kanak-kanak, ketika anak-anak berhadapan dengan konflik bawah sadar antara dorongan bawaan dan tuntutan hidup berbudaya.

Freud mengajukan hipotesis tiga bagian yaitu id, ego, superego. Bayi yang baru lahir di kuasai oleh id, dan beroperasi di bawah kenikmatan. Ketika kepuasan itu tertunda maka ia melihat dirinya terpisah dari dunia luar. Tujuan ego adalah menemukan cara realitas dalam rangka memuaskan id. Superego berkembang pada masa kanak-kanak awal. Bagian boleh atau tidak boleh, yang di akui secara sosial, kedalam sistem nilai si anak.

Teori erikson dikenal dengan teori psikososial tiap tahap mensyarakatkan keseimbangan kecenderungan positif dan negatif. walaupun kualitas positif harus mendominasi, hingga tingkat tertentu, sesuatu yang negatif juga di perlukan.erikson mengemukakan kepribadian suatu hasil dari dinamika kehidupan krisis dalam perjalanan hidup individu.

Setiap individu sesuai tahap perkembangan akan memasuki masa krisis yang harus dilalui untuk memasuki tahap berikutnya. Jadi siapapun, dan termasuk dalam tahapan apapun pasti mengalami tahap krisis. Keberhasilan dalam menghadapi krisis akan membentuk kepribadian yang (matang, dewasa), namun kegagalan dalam menyelesaikan krisis justru akan memperbesar masalah sehingga tantangan untuk menghadapi krisis berikutnya di rasakan makin berat pula.

BY : PUTRI RATU RETNO

SUMBER :

- PSIKOLOGI UMUM 1 : Penerbit gunadarma

- PSIKOLOGI UMUM : Penerbit gunadarma

- Human Development (psikologi perkembangan) : Diane E. Papalia, Sally Wendkos Old, Ruth Duskin Feldman

- PSIKOLOGI PERKEM BANGAN DEWASA MUDA : Agus dariyo

0 komentar: