Pages

Kamis, 15 Oktober 2009

SHOPAHOLIC

Contoh Kasus:

D adalah orang yang sering kali pergi ke pusat perbelanjaan. Hampir setiap weekend atau sedang ada big sale ia tidak pernah absen. Barang apapun akan ia beli. Walaupun sebenarnya sudah banyak sekali barang tersebut di rumahnya. Kadang barang yang ia beli itu tidak terpakai, malah bisa dikatakan no function. Tapi ia tidak bisa menghentikan kebiasaannya ini. Walaupun ia tidak punya uang, ia akan meminjam uang kepada kerabatnya dengan alasan tertentu. Ketika belanja pun ia akan lupa waktu.

APA ITU SHOPAHOLIC?

Shopaholic atau Shopingholic berasa adri kata shop yang artinya belanja dan aholic yang artinya suatu ketergantungan yang disadari ataupun tidak. Menurut Oxford Expans dikemukakan bahwa shopaholic adalah seseorang yang tidak mampu menahan keinginannya berbelanja dan menghabiskan uang dan waktunya. Kadang, barang-barang yang ia beli itu tidak dibutuhkan.

GEJALA SHOPAHOLIC

· Menghabiskan uangnya untuk berbelanja, walaupun barang itu belum tentu digunakan.

· Apabila ia membeli apa yang ia inginkan, ia akan merasa puas, tapi setelah itu ia akan merasa bersalah dan tertekan.

· Obat untuk stressnya adalah berbelanja.

· Tidak mampu mengontrol diri ketika belanja

· Punya barang-barang seperti baju, celana, sepatu dan barang-barang elektronik tapi tidak bisa digunakan.

PENYEBAB SHOPAHOLIC

Menurut Klinikservo (2007), ada beberapa penyebab seseorang mengalami shopaholic, yaitu:

· seseorang menganut gaya hidup hedonis (materialis) dan mempersepsi bahwa manusia adalah human having. Human Having adalah orang yang cenderung mempersepsikan orang lain lewat apa yang orang itu miliki. Ini akan mengakibatkan orang tersebut akan terus merasa kekurangan.Iklan-iklan diberbagai media yang menggambarkan pola hidup yang konsumtif dan hedonis.Pikiran yang tidak rasional.

PENCEGAHAN

· Biasanya, CBT (Cognitive Behavioral Therapy) dan terapi relaksasi akan membantu penderita untuk mengatasi pikiran dan perilaku tidak rasional dan mencegah untuk berbelanja terus-menerus.

· Kita bisa sembuh dari sebutan Shopaholic, apabila kita bisa mengontrol diri kita sendiri. Memang usaha tersebut terbilang sulit perlu dengan ketekunan. Selain ketekunan, support dari keluarga juga sangat diperlukan untuk mempercepat penyebuhan.

KASUS SEPUTAR SHOPAHOLIC

SEORANG WANITA DITEMUKAN MENINGGAL DI BAWAH TUMPUKAN BAJUNYA

Joan Cunnane adalah seorang shopaholic yang berasal dari London. Koleksi belanjaannya yang banyaknya hingga setinggi atap baru ketahuan setelah dia meninggal dunia secara wajar, di bawah gunungan pakaian dan barang-barang lainnya. Bungalow Joan di Heaton Mersey, dekat Manchester, Inggris, dijejali belanjaan aneka barang. Hal itu membuat membutuhkan waktu berkunjung ke rumah itu hingga 5 kali untuk menemukan Joan, yang ternyata telah meninggal dunia. Demikian dilansir Sydney Morning Herald, Kamis (30/7/2009).

Teman Joan, Roy Moran, mengaku terakhir melihat perempuan 77 tahun itu saat mereka makan siang bersama pada Hari Natal 2008.

Dalam sidang pemeriksaan kematian, Roy menyatakan bahwa dia berkunjung ke rumah Joan empat hari kemudian. Dia melihat pintu rumah Joan terbuka sedikit dan terlihatlah barang-barang berserakan dari lantai hingga atap.

Roy bertandang ke rumah Joan hingga 3 kali tanpa menemukan nenek itu. Polisi lalu dikontak pada 6 Januari. Detektif Kevin Dolan dalam pernyataan tertulisnya di sidang menyatakan, pencarian kali pertama di rumah Joan tidak berhasil karena "banyaknya barang-barang pribadi dan kertas-kertas di dalamnya".

Sehari kemudian polisi balik lagi untuk membersihkan rumah Joan dan melakukan pencarian kembali. Di situlah Joan telah tergeletak tanpa nyawa di atas tempat tidur "di bawah gunungan pakaian dan barang-barang lainnya," kata Kevin. Ahli patologi Philip Lumb menyatakan Joan meninggal karena pneumonia dan juga dia mengidap kanker. "Saya duga di pingsan lalu aneka barang-barang menimpanya," ujarnya.

"Tidak ada bukti bahwa barang-barang itu menyebabkan kematiannya," imbuhnya. Bicara di luar sidang, Roy menyatakan bahwa rumah sahabatnya itu tak mampu menampung tumpukan barang. Hobi belanja Joan baru diketahui setelah kematiannya karena selama ini Joan enggan menerima tamu.

Roy yakin sifat obsesif Joan pada belanja dimulai sejak 16 tahun lalu. Joan biasa meninggalkan rumah pagi-pagi dan pulang larut malam karena dia takut pada gerombolan anak muda yang biasa berkeliaran di kawasan itu yang pernah melempari rumahnya dengan batu dan merusak perkakas berkebunnya.

"Itu sungguh tak bisa dipercaya, barang-barang membumbung hingga atap,"katanya. (detik.com)

SHOPAHOLIC SEJATI RI PUNYA LEMARI 10X3 M TINGKAT 5

Jakarta - Ini masih cerita ikon shopaholic Indonesia Amelia Masniari yang bikin mata terbelalak. Cerita ini tentang seorang penggila belanja Indonesia sejati.

Syahdan, Amelia bersama sahabatnya, Virnie, sedang main ke rumah sahabat perempuannya berinisial JA di kota J. Rumah JA supermewah, bigos alias oh big sekali. Saat itu orangtua JA sedang ke Singapura menghadiri pernikahan famili.

Tak beberapa lama di rumah tersebut, tiba-tiba Virnie jatuh pingsan. Seisi rumah panik. Diboponglah Virnie ke kamar terdekat dari tempat dia pingsan, yaitu kamar maminya JA. "Wow, kamarnya berukuran 10x10 m," tulis Amelia di bukunya, Miss Jinjing.

"Oke, kali ini, giliran saya yang mau pingsan!" imbuh Amelia. Sebab isi kamar tersebut sungguh luar biasa. Ada lemari kaca panjangnya 10 meter dan tingginya 3 meter. Lemari itu 5 tingkat.

Lemari itu penuh dengan tas-tas yang semua high end brand. Ada Hermes, Louis Vuitton, Bottega Veneta, Chanel dan lain-lain. "Jumlahnya?? Baru hitungan keseratus saja saya sudah pegal menghitungnya. Sedikitnya, di lemari itu ada 200 tas. Bisa jadi lebih!" tulis pengelola blog belanja sampai mati.blogspot.com ini.

Yang bikin Amelia serasa mau pingsan kedua kalinya adalah koleksi tas mamanya JA itu masih dalam keadaan baru, tidak pernah terpakai selama 30 tahun! Bahkan semuanya dalam keadaan sangat baik dan masih dengan barcode di dalamnya. Tak ayal, otomatis mulut Amelia ternganga.

"Mbak, kenapa? Ga usah heran, ya...mami saya emang sakit jiwa," ujar JA menggugah lamunan Amelia.JA bercerita bahwa boro-boro minjem tas maminya, maminya sendiri tidak pernah memakai koleksinya itu.

"Mami tuh hanya mandangin tas-tasnya atau sambil nonton TV atau DVD, tasnya dilap-lap," kata JA.Amelia menulis, koleksi maminya JA antara lain mini kelly in croco light gold, kelly in blue, kelly in phyton, birkin dalam berbagai warna.

"Ajaibnya, sang kolektor ini sangat cinta dengan segala prototype dari produk Louis Vuitton. Untuk satu model, dia punya semua varian warnanya.Misalnya, tas ransel epi leather LV dia punya warna cokelat, merah, hitam, kuning kunyit. Speedy, dia puya semua motif dari yang classic sampai limited edition dengan semua jenis ukuran. Damier dalam berbagai jenis. Monogram semua varian, dari canvas, tisse, multicolore, mini lin, vernis - dalam segala jenis warna dan bentuk. Belum lagi versi limited edition Murakami. Bikin mupeng," begitulah akhir cerita Amelia soal shopaholic sejati Indonesia. (detik.com)

Waktu itu, saya juga menonton acara Tv kebetulan sedang membahas Shopaholic. Ternyata, Shopaholic sejati itu punya motto “ no reasons to shop”. Saya hanya berpikir, untung saja ia mendapat suami yang mapan, bagaimana kalau sebaliknya? Apa ia akan tetap bershopping ria?

Yang pasti, daripada kita menghamburkan uang kita untuk hal yang tidak penting, lebih baik kita tabung uangnya. Kelak, uang itu akan membuat kita bisa bershoping ria melebihi shopaholic.

Created by : PUTRI RATU RETNO

Sumber : Detik.com dan my mind

2 komentar:

trisna sunandar mengatakan...

mujarap g tu...???? :D

Putri Ratu Retno K.S mengatakan...

insya allah...
hehehehe