Pages

Sabtu, 26 Maret 2011

PENYEBARAN PENELAAHAN SIFAT MANUSIA BERDASARKAN LETAK GEOGRAFI

Indonesia adalah Negara kepulauan yang terletak di antara Samudra Indonesia dan Samudra Pasifik. Negara kepulauan tersebut mempunyai panjang wilayah 3400 mil terhitung dari Sabang sampai Merauke. Wilayah tersebut terletak di titik 95◦ BT - 141◦ BT dan 6◦ LU - 11◦ LS sehingga Indonesia terletak di daerah khatulistiwa dan berilkim teropis. Suhu udaranya rata-rata tinggi sepanjang tahun. karena letak geografisnya, iklim di Indonesia di pengaruhi oleh angin musim yang bertiup silih berganti setiap tahun. Dengan adanya pengaruh musim tersebut, maka terjadi dua pergantian musim, yaitu musim kemarau dan musim hujan.

Karena wilayah yang luas dan banyaknya pulau yang ada di Indonesia serta memiliki kondisi geografis yang berbeda-beda, maka corak dan tradisi antar penduduk atau suku bangsa di Indonesia dari daerah berbeda.

Nenek moyang kita mendiami kepulauan Nusantara sudah sejak dahulu kala. Mereka hidup terpencar di pulau-pulau yang terpisah oleh lautan. Dengan menempati daerah yang terpencar ini, maka timbullah keanekaragaman budaya. Akan tetapi, keanekaragaman yang terlihat bukanlah merupakan perbedaan di bidang rasial, karena pada dasarnya asal mula bangsa Indonesia di perkirakan dari daerah yang sama. Adapun asal mula mereka adalah dari pangkal anak Benua Hindia Belakang. Jadi, letaknya berbatasan dengan Negara Cina yang terdapat dua pusat persebaran bangsa-bangsa. Pertama yaitu di Yunnan (di perbatasan Laos Muangthai dengan Cina), dan kedua di Dongson (di perbatasan Vietnam Utara dengan Cina), baik penghuni Yunnan maupun Dongson asalnya dari Daratan Tinggi Tibet. Kedua jenis bangsa pendatang ini di sebut dengan bangsa Austronesia.

Kedatangan bangsa Yunnan lebih awal bila dibandingkan dengan bangsa Dongson. Bangsa ini di sebut dengan bangsa Proto Melayu (Melayu Tua). Suku-suku yang merupakan keturunan mereka adalah suku Batak, Dayak, Nias, Kubu, dan Toraja. Kemudian, Bangsa Dongson dikenal dengan sebutan Deutero Melayu (Melayu Muda). Suku bangsa keturunan mereka adalah suku Jawa, Sunda, Madura, Minangkabau, dan juga Bugis, Dibawah ini adalah contoh dari suku Jawa.

Contohnya :

Keikut sertaan orang Jawa dalam berpolitik terlihat pada pemilihan calon Gubernur Sumetara Utara, seorang tokoh Pujakesuma yang juga merupakan ketua umum Pujakesuma Propinsi Sumatera Utara yang bernama Ir. Suherdi, mengajukan diri sebagai calon Gubernur Sumatera Utara. Dengan harapan di dukung oleh masyarakat Jawa yang merupakan penduduk Mayoritas di Sumatera Utara, tetapi hasilnya malah ia kalah dari Gatot Pujonugroho yang juga merupakan orang Jawa tetapi tidak lahir di Sumatera Utara. Sebelumnya juga Sigit Pramono yang merupakan orang Jawa, mencalonkan diri sebagai walikota Medan ternyata dia juga kalah dalam perolehan suara dari Abdilah yang berpasangan dengan Ramli.

Ketidak kompakan orang Jawa dalam pemilihan seorang tokoh pemimpin, menunjukkan bahwa etnis Jawa tidak mau ambil pusing dalam hal politik, hal ini didasarkan pada ideologi yang sudah tertanam sejak zaman nenek moyang mereka yaitu orang Jawa itu memiliki sifat “adem, ayem, tentrem” (dingin, tenang, dan hidup tenang). Seaindainya saja orang-orang Jawa yang ingin bermain dikancah politik membulatkan suara untuk satu orang tokoh, maka perpecahan suarapun kemungkinan tidak akan terjadi.

Hal ini juga didasari karena ide berdirinya Paguyuban Pujakesuma bukan sebagai kendaraan politik melainkan sebagai wadah tempat menunjukkan identitas mereka, bahwa orang Jawa itu ada diantara etnis lain ditempat ia merantau. Ketidak kompakan orang Jawa dalam hal politik, dikarenakan adanya Budaya Falsafah Jawa yang mengajarkan bahwa mereka harus hidup dengan tenang, tidak harus duduk diatas segalanya.

Namun, sebagaimana di uraikan di atas bahwa orang jawa pada umumnya memiliki sifat keterbukaan emosi dan kultur yang tinggi. Mereka bisa menerima apapun yang datang, sekaligus menyeleksi dan meramunya sedemikian rupa hingga menghasilkan model baru yang dirasa tepat (cocok) bagi mereka sendiri. Ciri sifat orang jawa yang menonjol adalah selalu berusaha untuk mempertahankan keseimbangan batin, menunjukkan diri selalu tenang, halus, lemah lembut, sopan santun, bertanggung jawab dan terkontrol.

Daftar pustaka :

· Novianto, 2004. Kuasa Wanita Jawa. Penerbit : PT. Lkis Pelangi Aksara Yogyakarta

· Mulyadi,dll. 2004. Sosiologi (Suatu Kajian Kehidupan Masyarakat). Penerbit : Yudhistira

0 komentar: